Sabtu, 01 Oktober 2016

MENGURAI KETERLAMBATAN SEBUAH PROJECT

Dalam pelaksanaan proyek, telah kita ketahui adalah pekerjaan yg dilaksanakan dalam suatu interval waktu yg telah ditentukan kapan dimulai dan pengkhirannya.
Dalam pelaksanaan pengukuran keterlambatan biasanya direview melalui S Curve yg dibuat berdasarkan BQ atau Bill of Quantity project .

Dalam menghadapi S Curve yang memiliki trend Negatif. Ada beberapa hal yg perlu kita tinjau , akan lebih mengena apabila kita meninjaunya berdasarkan Fish Bone diagram atau Ishikawa diagram. Disamping itu tentu saja nilai pembobotan yg disepakati apakah sudah dirasa fair, misalnya :
  •  Mos 60%, 
  • Pekerjaan instalasi sampai testing 95% dll 

Kita ketahui kontent Ishikawa Diagram (5M+1E) adalah :
1. Manusia  -------------> Peninjauan dari sisi manusia / tenaga kerja
2. Material  -------------> Peninjauan dari sisi ketersediaan material
3. Methode -------------> Peninjauan dari sisi methode, gambar kerja dan approval
4. Machine -------------> Peninjauan dari sisi peralatan kerja
5. Environment --------> Peninjauan dari sisi lingkungan kerja 

Apabila trend S Curve negatif, maka pertama tama yg perlu ditinjau adalah kontent pembuatan S Curve dan Perhitungan Progres, dimana dalam pembuatan kedua tools ini sering didapati kesalahan Aritmetik.
Apabila dari BQ dan perhitungan bobot sudah dirasa tidak ada masalah, maka tahap berikutnya melihat methode dan approval yang biasanya dilihat dari Monitoring transmittal :
1. Approval pengajuan material
2. Approval Shop Drawing
3. Approval ijin kerja
4. Urutan pekerjaan
5. Urutan kedatangan material

Setelah semua approval tidak menghadapi kendala, Approval yg tidak memiliki kendala dilihat pada monitoring dokumen approval (pencatatan keluar dan masuknya sebuah dokumen sampai approval).
Monitoring dokumen approval biasanya dikendalikan oleh administrator project dan harus direview oleh Project Manager.

Step berikutnya adalah melihat Resources yg tersedia, yg masuk dalam katagori resources yaitu ;
1. Material , baik material utama ataupun material bantu.
2. Peralatan kerja baik yg langsung seperti tools dan penunjangnya .
3. Peralatan fasility , bisa berupa scafolding, forklip , dll

Melihat semua kelengkapan tersebut tersedia , baru kita menghitung man power yg dibutuhkan atau Human Resources, man power terbagi atas :
1. Tenaga skill
2. Tenaga semi skill
3. Tenaga helper

Tugas seorang PM atau project Manager adalah bagaimana meracik komponen komponen itu sehingga proyek bisa berjalan dengan lancar. Dan yang paling penting bagi seorang PM adalah menguasai Manajemen Proyek sebagai penunjang semua kegiatan pelaksanaan , untuk hal itulah maka seorang PM akan dibantu oleh beberapa staff seperti :
1. Site Manager
2. Site Engineer
3. Drafter
4. Administrator
5. Logistik
6. Quality Control
7. Quality Assurance
8. Supervisor
9. Tenaga K3
10. Keamanan

Namun bisa jadi posisi tersebut diatas tidak masuk dalam team internal, maka bisa diadakan oleh team subcon sebagai mitra pelaksana di proyek.

Ada beberapa project tidak memenuhi semua posisi staff dilapangan asal ada beberapa personil yg bisa merangkap pekerjaan dan melihat besar kecilnya sebuah proyek .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar