Minggu, 22 Juli 2018

PERGESERAN POLA BISNIS DI INDONESIA

Pada saat ini, Sejak maraknya dunia usaha online di indonesia , beberapa pola konsumtif di masyarakat juga ikut bergeser, dimana tadinya kalau mau mengkonsumsi makanan yang agak aneh sedikit harus berangkat menuju tempat dimana dia buka maka skg sudah tidak perlu demikian, cukup buka Android dan pesan, begitu juga dalam hal pembelian barang dan kebutuhan jasa , tinggal buka android langsung pesan .

Perubahan dunia usaha ini juga berimbas pada perusahaan perusahaan ritel, dimana mulai banyak yg sudah tidak bisa bersaing dan menutup usahanya walau berada di lokasi strategis, hal tersebut disebebkan oleh mudahnya akses pembelian ataupun orderan dengan melalui applikasi android .

Didunia kontraktor, walau tidak berimbas secara langsung , namun kemudahan untuk mengakses data data harga dari semua kebutuhan konsumen menjadikan kontribusi di dunia kontraktor tidak semenarik dulu lagi, disamping banyaknya kompetitor yg murah, juga karena beberapa kompetitor memiliki keunggulan yg tidak dimiliki kontraktor lain yg menjadikan mereka memiliki harga jual yg bagus .

Kedisipilanan dalam hal manajemen dan administrasi proyek merupakan salah satu nilai jual yg patut diperhitungkan lebh lebih bila bisa memodifikasi system manajemen proyek menjadi lebih ringkas akan bisa menghemat waktu dan Uang dalam mengantisipasi pergeseran bisnis yg terjadi .

Ada beberapa pola yg bisa diterapkan dalam mengantisipasi pergeseran pola tersebut diantaranya adalah :

1. Membina hubungan yang sangat baik dengan Customer loyal, yang saat ini mungkin akibat dari kerja sama yg sudah bertahun tahun .Dan menciptakan customer customer baru yang loyal.

2. Merubah pola struktur manajemen di proyek, yang tadinya Struktur organisasi proyek secara keseluruhan adalah bagian dari perusahaan , maka perlu dipilah mana tugas yang bisa dilakukan oleh Subcon yg ikut berpartisipasi didalam mengurangi kerugian prelim akibat panjangnya periode proyek  (Contoh pada gambar ).

3. Memiliki kedisiplinan dalam menjalankan prosedur proyek beserta  ketertiban andministrasinya merupakan nilai jual yg patut diperhitungkan .

4. Berinovasi dan ikut memodernisasi produk produk yg diperlukan diproyek, terlebih lebih apabila memiliki usaha jual keagenan tunggal di indonesia.

5. Aktif dan terus menerus mendidik personel yg terlibat didunia proyek untuk mengembangkan kreatifitas serta inovasi sebagai pelaku kemajuan jaman yg up to date. Misalnya : ikut dalam proses tender sistem on line, selalu mengupdate data Compro perusahaan di dunia maya, aktif dalam bersosialisasi di Media sosial , menciptakan aplikasi aplikasi untuk kemudahan pelaku proyek dll.


Adanya pergeseran Pola bisnis diindonesia yang berimbas pada semua dunia usaha tidak perlu terlalu dijadikan momok yg membuat kita menjadi tidak kreatif, justru memacu pola pikir agar bisa mengikuti kemajuan yg tidak bisa kita elakkan pada saat ini.


Johar Jakpus 22.Juli 2018

Sabtu, 07 Juli 2018

SALAH MENGAMBIL KEPUTUSAN

Baru saja surat dari owner melayang ke Presdir perusahaan, dan dampaknya teguran ke proyek baik berupa surat maupun telp dari tadi tidak putus putusnya berbunyi .
"Ada yg salah dg proyek ini, tapi apa" pikirku .
Sendari pagi perasaanku galau, bahkan tadi tidak sempat sarapan . Yah beginilah nasib seorang project Manager .

Aku diminta membawahi satu project di daerah Kemayoran , diproses ini memang project yg disorot banyak orang, bukan apa apa tapi karena ownernya adalah pemegang saham di perusahaanku bekerja saat ini, tentu saja sedikit saja teguran atau komplain bakal masuk langsung ke meja Presdir.

Kringgg...kring...telp dimeja kerjaku berbunyi , segera kuangkat karena dilayar telp tertulis Presdir ." Sekarang juga keruangan saya..." Instruksi dari seberang sana .
"Baik pak..segera menuju ketempat bapak . " Jawabku sambil meletakkan gagang telp..

Setengah berlari aku menuju ruangan Presdir , sampai didepan pintu beliau nafasku masih tersengal sengal...
"Masuk pak...silahkan duduk..." Presdir perusahaan berkata sambil tetap memperhatikan komputer dimeja kerjanya.
"Iya pak.. " jawabku sambil menarik kursi dan segera saja aku duduk dihadapan beliau .
"Sudah tau apa yg akan saya bicarakan ? " Tanyanya sambil melihat ke arahku dari belakang kacamatanya .
"Sudah pak...saya tadi sudah baca email yg bapak kirim. " Jawabku.
"Trus apa langkahmu memperbaiki keterlambatan waktu pelaksanaan proyek ini.." kata Presdir .
"Besok akan saya meeting kan dg subcon pelaksana pak, sekalian merundingkan langkah langkah apa yg akan kita lakukan, besok akan saya report kan ke bapak.." jawabku..sambil membelai balik buku agenda yg aku bawa, padahal sendari tadi aku ga tau mau ngapain dg agenda ini...
"Ok..besok saya tunggu laporannya sebelum saya menjawab surat dari owner.." kata. Beliau .
"Siap pak.. ehmm..kalo gitu saya permisi kelapangan dulu untuk merealisasikan ini pak..." Jawabku . Dan beliau pun mengangguk...

"Jadi apa langkah bapak bapak untuk bisa mengejar keterlambatan ini, dan saya tidak mau dengar ada alasan lagi...!!!" Tegas ku di acara meeting subcon . Sebuah meja besar sudah penuh dikelilingi oleh beberapa staff bawahanku, Direktur Subcon bersama managernya dan beberapa Spv yg ikut meeting hari ini . Suasana hening...
Hemm...kalo merasa salah begini ini,pikirku ...
"Tapi pak...maaf kalau saya boleh mengutarakan sesuatu..."tiba tiba ada suara memecahkan keheningan . Dan ternyata Manager subcon .
"Apa pak...segera utarakan sedetail mungkin .." jawabku . Memasang muka garang...
"Sebenernya keterlambatan ini bukan dari permasalahan tenaga kerja kami yg kurang dilapangan pak..." Jawabnya mencoba menerangkan ..
"Lalu apaa!! " Jawabku setengah menghardik...
"Tenaga kerja kami tidak ada yg kami kurangi pak, akan tetapi banyak yg tidak masuk karena melihat material dilapangan tidak ada sebagai lahan kerja mereka.. " jawabnya .
"Lalu material ini tugas siapa...??_ timpalku...
"Material yg kosong saat ini merupakan kewajiban pihak bapak pengadaannya .."jelasnya sambil menunduk dan lirih...
"Apaa.  ???. Mana logistik... ??" Tanyaku menyapu seluruh ruangan....namun rona merah di wajahku yg kucoba kusembunyikan semoga saja tidak terlihat di rapat ini...owalah...owalah...

Kadang permasalahan dilapangan yg kita anggap akar permasalahan dari pihak lain , menjadi berbalik menunjuk ke posisi kita apabila kita tidak menguraikan permasalahan secara detail ..untuk mengetahui solusinya yukk kita belajar diagram Ishikawa di web ini.

Selamat belajar..
Icha dan bela 7 Juli 2018

KENALI AKAR PERMASALAHAN SEBELUM MENGAMBIL KEPUTUSAN (ISHIKAWA DIAGRAM)


Disadur dari Marketing Dotcom

Diagram Ishikawa sering juga disebut sebagai diagram “sebab-akibat” atau diagram “tulang ikan”. Diagram ini adalah sebuah alat grafis yang digunakan untuk mengeksplorasi dan menampilkan pendapat tentang komponen inti suatu kondisi di dalam organisasi. Diagram ini juga dapat menyusuri sumber-sumber penyebab atas suatu masalah. Orang yang pertama kali mengenalkannya adalah Kaoru Ishikawa, seorang penemu alat-alat permesinan di tahun 1960-an. Walau terbilang lama, teknik ini masih banyak digunakan oleh para pengambil keputusan hingga hari ini karena kesederhanaan dan kepraktisannya.

Fungsi utama dari diagram Ishikawa adalah untuk mendapatkan beberapa sumber kunci yang memberikan kontribusi paling signifikan terhadap masalah yang sedang diperiksa. Sumber-sumber ini kemudian dipilih untuk proses perbaikan. Diagram ini juga menggambarkan hubungan antara berbagai faktor yang mungkin memengaruhi satu dengan lainnya.

Gambar di bawah adalah model diagram Ishikawa yang sederhana. Seperti diinformasikan di awal, diagram ini sering juga disebut dengan beberapa nama seperti diagram Ishikawa, diagram Cause-and-Effect, diagram Fishbone, dan Root Cause Analysis

Konsep ini memberikan acuan penyebab utama (tulang besar) yang bersumber dari “4M”, yaitu: “materials”, “machines”, “manpower”, dan “methods”. Walau dalam pengembangannya, kita bebas melakukan modifikasi sesuai dengan masalah yang dihadapi. Barulah dari penyebab utama tadi kita pecah lagi menjadi poin-poin spesifik (tulang kecil).

Kuncinya adalah mendapatkan 3–6 kategori utama yang mencakup hal-hal yang berpengaruh paling besar. Jika pemimpin ingin mendapatkan informasi dan ide-ide tambahan, umumnya mereka melakukan brainstorming bersama tim yang berhubungan langsung dengan permasalahan yang ingin dipecahkan. Ide-ide besar diletakkan di “tulang besar” sedangkan ide spesifik diletakkan pada “tulang kecil”. Semakin detail sebuah ide melihat sebuah permasalahan maka akan semakin baik. Kedalaman maksimum “tulang” ini biasanya berkisar empat atau lima tingkat. Ketika gambar sudah lengkap dengan merujuk pada semua kemungkinan, proses penggambaran diagram ini bisa dianggap selesai.

Diagram “Cause-and-Effect” ini dapat digunakan oleh individu ataupun tim. Jika diterapkan kepada tim kerja, awalnya dimulai oleh pemimpin yang menggambarkan permasalahan utama yang akan dibahas, lalu meminta bantuan tim kerja untuk menentukan penyebab utama satu per satu dengan menggambarkannya di papan tulis dalam bentuk tulang besar maupun kecil. Tim ikut terlibat dengan mengajukan beberapa pertanyaan relevan dan signifikan, sambil terus mengeksplorasi semua kemungkinan sampai dirasa seluruh gambar telah terisi cukup untuk melihat secara menyeluruh dari semua sumbernya. Setelah gambar dianggap lengkap, seluruh tim ikut terlibat untuk menemukan kemungkinan dari akar penyebab masalah utama tersebut.

Diagram Ishikawa sangat bermanfaat bagi organisasi yang telah menerapkan knowledge management. Cukup dengan mengumpulkan ide-ide kelompok dalam suatu cara yang sistematis sudah bisa memfasilitasi pemahaman dan menemukan diagnosis dari sebuah masalah yang dihadapi sebuah organisasi.

Cara Menerapkan Diagram Ishikawa

Tuliskan sebuah masalah utama yang ingin diteliti ke dalam kotak paling kanan.

Seluruh anggota tim diajak untuk mengemukakan dan menemukan semua sumber permasalahan yang nyata maupun berpotensi muncul.

Temukan penyebab-penyebab utama untuk dimasukkan ke dalam “tulang besar” yang akan dipasangkan ke dalam diagram. Seperti contoh di atas, “tulang besar” yang umum digunakan adalah “materials”, “machines”, “manpower”, dan “methods”. Hal ini sekali lagi tidaklah berlaku mutlak, silakan disesuaikan dengan masalah yang ada.

Bentuklah beberapa kelompok diskusi yang jumlahnya sesuai dengan jumlah penyebab utama yang ditemukan pada proses sebelumnya, karena nantinya setiap kelompok akan menyelidiki lebih detail tiap penyebab utama tersebut. Idealnya, kelompok ini dibentuk sesuai bidang yang berhubungan dengan penyebab utama tersebut. Contohnya, untuk penyebab yang bersumber dari “mesin”, hendaknya dikupas oleh kelompok yang anggotanya berasal dari divisi produksi ataupun maintenance.

Tiap-tiap kelompok mulai mencari faktor-faktor yang menjadi penyebab dari masalah utama dalam bagiannya, dan nantinya akan diletakkan sebagai “tulang kecil”.

Hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi ini adalah setiap variabel yang ditemukan haruslah spesifik, terukur, dan dapat dikendalikan.

Pada akhirnya tiap kelompok mempresentasikan kepada keseluruhan tim atas hal-hal yang mereka dapatkan dalam diskusi, dan setiap temuan mereka dimasukkan ke dalam gambar besar dari semua kelompok sehingga terciptalah diagram Ishikawa yang utuh.

Hambatan-hambatan yang mungkin muncul dari pemimpin maupun anggota tim adalah:

tidak memiliki sikap terbuka sehingga tidak mampu melihat permasalahan secara utuh atau menyangkal adanya masalah dan tidak bisa menerima ide-ide baru;

takut salah dan takut dianggap tidak kompeten sehingga enggan untuk mengemukakan pendapat;

terlalu emosional dan berpikir subjektif sehingga tidak mampu melihat secara objektif atas sebuah masalah;

terlalu kaku dan serius selama proses pemecahan masalah, hal ini dapat menghambat ide-ide “di luar kotak” dan kreativitas muncul;

terlalu mengejar penyebab masalah yang bersumber dari faktor eksternal sehingga meletakkan tanggung jawab pada orang lain maupun situasi di luar diri maupun di luar tim kerja. Kondisi tersebut sangat tidak produktif, sehingga selama proses ini tidak banyak solusi yang dapat dilahirkan darinya.

Kunci dalam Menerapkan Diagram Ishikawa:

belajarlah untuk membedakan antara penyebab dan gejala. Fokuskan energi dalam mencari penyebab, jangan terjebak dengan jawaban-jawaban yang berupa gejala;

ide yang dimiliki jangan hanya disimpan di benak pemimpin dan anggota saja, tuangkan ke dalam diagram karena hal ini berpeluang memicu ide dan masukan dari anggota lainnya;

diagram yang telah digambarkan utuh jangan takut untuk di-review (dilihat kembali) dan di-refresh (diperbarui) jika sudah tidak relevan;

beri perhatian khusus pada penyebab yang muncul berulang kali;

review tiap kategori penyebab utama. Prioritaskan pembenahan pada penyebab yang paling signifikan terlebih dahulu;

uji kemungkinan penyebab yang paling signifikan tadi dengan data dan fakta pendukung lainnya.


Selamat mencoba