PROJECT SUPPORT
Managing By Bustanul Arifin
Selasa, 09 Maret 2021
PENIPUAN PROYEK
Senin, 19 Oktober 2020
UNDEALLING PROJECT SCHEME
Banyak faktor penyebab undealing sebuah projects
Yang bergelut di dunia kontraktor banyak hal yang menyebabkan tidak terjadinya sebuah transaksi project. Bahkan perusahaan yg menang tenderpun kadang melimpahkan ke perusahaan kontraktor lain, dan peluang ini kadang dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan kontraktor hanya sebagai perusahaan yg ikut tender namun tidak sebagai pelaksana.
Beberapa fasiltator dan mediator sering mengeluhkan dimana dealing tidak terjadi di proses akhir, dan itupun sering terjadi karena ada informasi yg tidak terbuka pada saat awal pemaparan, banyak hal yg perlu dicermati sebelum berlanjut ke proses selanjut, dan kebanyakan tidak terjadinya kesepakatan dikarenakan :
1. Jenis payment yg dikehendaki owner tidak sesuai dg keinginan kontraktor
2. Jaminan kontraktor atas dana yg diturunkan oleh owner dirasakan terlalu besar .
3. Adanya biaya yg harus ditanggung oleh kontraktor dalam penerbitan alat pembayaran.
4. Prosentase fee mediator dan cashback owner yg fantastis.
5. Kemampuan kontraktor dalam project yg ditawarkan.
6. Skema pembayaran yg tidak difahami oleh kontraktor
7. Dan banyak hal lagi yg menjadi pertimbangan disamping RAB dan margin.
Setiap perusahan kontraktor tentu saja semuanya menginginkan project dengan skema yg mereka fahami, dan sebaiknya pelajari compro mereka dg seksama sebelum menawarkan pekerjaan. Maka untuk meminimize tidak terjadinya Deal pada proses akhir sebaiknya dari pihak owner melakukan beberapa hal berikut, yang biasanya didampingi oleh konsultan, baik konsultan MK maupun Konsultan QS :
1. Unweizjing proyek
Unweizjing atau pemaparan awal proyek dilakukan oleh owner dengan mengundang beberapa kontraktor untuk memahami karakter proyek yg akan dilakukan. Kontraktor yg diundang adalah kontraktor yg memiliki kemampuan dalam melaksanakan proyek yg diinginkan, sebelum memilih kontraktor peran konsultan sangat dominan untuk mempelajari perusahaan kontraktor yg diundang . Pemaparan dalam sebuah unweizjing melingkupi :
1. Jangka waktu pelaksanaan
2. Pembahasan kontrak beserta skema pembayaran dan jenis pembayaran.
3. Pembahasan Spec material proyek dan angka pengajuan biaya proyek
4. Penjabaran Fasilitas kontraktor dan kebutuhan man power
4. Skema pengajuan progres dan jangka waktu approval dokumen.
5. Dll
2. Tahap SPK , SPMK dan SPL
Setelah semua hal yg termaktub dalam kontrak sudah dijabarkan, tahap selanjutnya adalah menentukan Kontraktor mana yg akan dipilih oleh owner berdasarkan Compro yg telah dipelajari bisa dengan system Tender berdasarkan pengajuan angka proyek ,dan bisa juga penunjukkan langsung .Keberadaan konsultan disini sangat dominan dalam memberi masukan dan menentukan kontraktor. Setelah terpilih Kontraktor yg sesuai dg kriteria keinginan owner maka diterbitkanlah SPK ataupun Kontrak Kerja.
#duniakontraktor
Rabu, 27 Februari 2019
PERSONEL QHSE
Beberapa petugas QHSE (Qualty Health Safety Environtment) yang ada pada saat ini, terfokus pada masalah K3 lapangan saja, yaitu fokus terhadap ketidak disiplinan penggunaan APD, Pembuatan Rambu rambu di Proyek ataupun Keselamatan dan kesehatan kerja yang lain. Namun sangat kurang terhadap pengawasan Mutu hasil kerja di lapangan dan pantauan terhadap lingkungan.
Beberapa pengamatan yang telah dilakukan, beberapa hal bisa disimpulkan disebabkan :
- Tidak jelasnya Jobdes petugas QHSE dilapangan, sehingga wewenang dan tanggung jawab yang menjadi acuan kerja masih terlihat belum terfahami dengan baik.
- Tidak tersedianya IK (Instruksi Kerja) dilapangan yang bisa dijadikan acuan terhadap Mutu kerja.
- Belum komplitnya IK yang disusun beserta critical list terhadap paket paket pekerjaan , sehingga tidak bisa diterapkan
- Tidak dibekali pengetahuan sebagai personel Auditor dan Kurangnya item pelaporan.
- Belum adanya Prosedur tersendiri atau IK terkait pelaksanaan team QHSE
- Menambah wawasan Petugas QHSE dengan On job training ataupun eksternal training terkait Materi Materi Quality, Health , Safety dan Environtment
- Membuat IK QHSE ataupun prosedur kerja tersendiri personel QHSE
- Memberikan Panduan Instruksi Kerja dan Critical list lapangan tiap paket, bila perlu dalam bentuk Buku saku
- Meeting internal mingguan/bulanan terhadap temuan QHSE tiap proyek .
- Membuat Form temuan discrevancy beserta penanganannya baik yg bersifat sementara maupun permanen.
- Memberikan laporan kepada PM tiap tiap proyek terhadap temuan dan memberikan target waktu penyelesaian temuan .
- Mendapatkan Training sebagai Auditor.
- Menjabarkan Temuan terhadap QHSE pada Safety Talk atau Tools Box Meeting setiap pagi serta menjelaskan pekerjaan yang Benar dan yang seharusnya kepada Pekerja.
Jumat, 22 Februari 2019
LANGKAH AWAL PERMULAAN PROYEK
Memulai sebuah proyek bagi seorang PM yang sudah biasa mengelola proyek, maka step stepnya sudah bisa ditentukan seperti :
- Serah terima proyek dari marketing (Internal)
- Penyusunan S-Curve/Microsoft Project dan Struktur Organisasi. (Internal)
- Perhitungan RAP proyek (Internal)
- Penyerahan dokumen proyek dan RAP ke P3 (Internal)
- Penyusunan Material Approval dan Shop drawing (Eksternal)
- Request Material dan Pengadaan Subcon (Internal)
- Pembuatan Memo kebutuhan Site Office dan Personel K3 (Internal)
- Ijin Pelaksanaan Lapangan (Eksternal)
Rabu, 20 Februari 2019
KONSISTENSI ADMINISTRASI PROJECT (Bag 2)
Konsisten terhadap administrasi di proyek sangat dibutuhkan, Hal tersebut selain untuk kemudahan dalam pengajuan progres tagihan bisa juga sebagai bahan lampiran penolakan terhadap denda yg akan diturunkan owner apabila terjadi keterlambatan. Argumen yg dibawa dari adminitrasi yg konsisten bisa membuktikan asal keterlambatan, seperti durasi approval yang memang terlambat disetujui.
Setelah pembahasan pada Bagian 1, kali ini akan kita bahas item item administrasi yang masih sangat diperlukan diproyek yaitu diantaranya :
- Laporan Harian/Mingguan/Bulanan Proyek
- Berita Acara dan Monitoringnya
- Transmittal (Tanda Terima)
Selasa, 19 Februari 2019
KONSISTENSI ADMINISTRASI PROJECT (Bag.1)
Beberapa hal dibawah ini adalah adminisrasi yang ada korelasinya dengan owner, dimana apabila ada ketidak-konsistenan akan menyulitkan tracing data, terutama apabila owner memberlakukan Denda keterlambatan yaitu :
- Ijin pelaksanaan Lapangan dan Monitoringnya .
- Material Approval dan Monitoringnya .
- Shop Drawing Approval dan Monitoringnya.
- Pengajuan RFI dan Monitoringnya
- SI (Standing Instruction) Dan Monitoringnya
KOMPETENSI SEORANG PROJECT MANAGER
Project Manager diberbagai perusahaan ada yg memiliki sebutan yang lain diantaranya Kepala Proyek atau Kapro, namun memiliki fungsi yg sama.
Dalam melaksanakan sebuah proyek, system dari beberapa perusahaan memang ada perbedaan, Ada yang semua dikelola oleh Project Manager dari urusan procuremen sampai urusan Finansial . Namun ada juga yg hanya menempatkan Seorang Project Manager dan Engineer saja dari perusahaan, dan selebihnya dilengkapi oleh Subcontractor.
Berikut ini beberapa Kompetensi yang dibutuhkan oleh Seorang Project Manager dalam menyelesaikan sebuah Proyek yaitu :
- Mengetahui batasan masa kontrak dan struktur organisasi Proyek yg dikerjakan
- Mengetahui Batasan Spec yg dipersyaratkan oleh pemberi kerja beserta integrasi dengan pekerjaan lain dalam satu proyek dan mengembangkannya .
- Pembuatan schedule Pekerjaan beserta integrasi dengan pekerjaan stakeholder lain
- Mengajukan Material Approval dan memberikan batasan waktu target selesai serta berpedoman kepada risalah klarifikasi tender dan RKS yang sudah disepakati .
- Pengajuan Shop drawing approval dari Gambar Forkont yang diterima.
- Memonitor dan kontrol atas setiap perubahan yg terjadi
- Memperhatikan masa akhir kontrak terutama pada pekerjaan perubahan (SI)
- Manajemen Waktu Project
- Mendetailkan activitas
- Menentukan Sequence aktifitas dan durasi masing masing aktifitas
- Memperhitungkan resources
- Membuat Schedule dan mengontrolnya
- Manajemen Biaya Proyek
- Perhitungan Biaya Proyek
- Pendetailan Budget
- Kontrol Budget Proyek
- Manajemen Quality Pekerjaan
- Memiliki Quality Plan
- Pelaksaan dan Kontrol Prosedure dan Instruksi Kerja
- Perform Quality kontrol dilapangan
- Manajemen Human Resources Project
- Menbina dan mengembangkan project team sesuai Job desk
- Memanaje Project Team termasuk personel Subcon dibawahnya
- Manajemen Komunikasi Project
- Manajemen Resiko Project
- Manajemen Procuremen Project