Rabu, 26 Agustus 2015

SOFT SKILL

Dear All

Media yg saya ulas ini sengaja tidak saya share ke beberapa teman lainnya dengan tujuan sebagai media contoh kasus dalam pembinaan mental dan pemberdayaan softskill individual,  namun apabila dalam pelaksanaannya sama sekali tidak memberikan kontribusi apapun dalam hal pembinaan softskill personel, maka sudah bisa dipastikan bahwa :
1. Pembelajaran system ini tidak berjalan.
2. Perlu pembelajaran dengan methode lain.
3. Ulasan yg telah disampaikan ini hanya dianggap sebagai junk dan tidak pernah dibaca sedikitpun.

Mungkin sedikit banyak sebagian rekan rekan ada yg tau apa yg telah diulas,  walaupun demikian ulasan tersebut diharapkan memberikan refreshing terhadap ilmu yg telah diperoleh.

Adapun ulasan yg sering di ulas berkisar masalah softskill dan bukan hardskill yang menjadikan pertimbangan hal tersebut karena dalam lingkungan kerja kesuksesan itu sebagian besar ditunjang oleh softskill yang baik.

Sebelum kita membahas softskill kedua (yg pertama sudah diulas tentang leadership) maka saya rasa perlu kembali memberikan ulasan mengenai softskill tersebut guna bisa benar benar difahami secara utuh.

Soft skill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. Soft skill adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya.  Namun , softskill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal.

Yang dimaksud softskill personal adalah kemampuan yang di manfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, dapat mengendalikan emosi dalam diri,  dapat menerima nasehat orang lain, mampu memanajemen waktu, dan selalu berpikir positif. Itu semua dapat di kategorikan sebagai softskill personal.

Kemudian yang dimaksud softskill inter personal adalah kemampuan yg dimanfaatkan untuk diri sendiri dan orang lain. Contohnya,  kita mampu ber hubungan atau ber interaksi dengan orang lain, bekerja sama dengan kelompok lain, dan lain lain.

Nah, softskill juga harus di iringi dengan hardskill, karena kita hidup tidak boleh hanya mempunyai softskill yang berkualitas saja, tapi hardskill kita perlu diperhatikan. Dengan memiliki hardskill yang baik, kita bisa menjadi manusia yang berkualitas. Misalnya, kita di sekolahkan oleh orang tua kita, kita akan memiliki ilmu pengetahuan, nah ilmu tersebut akan kita gunakan dalam kehidupan kita nanti, oleh karena itu, hardskill dan softskill yang seimbang dapat menumbuhkan jiwa/pribadi yang berkualitas

Soft Skill atau keterampilan lunak menurut Berthhall (Diknas, 2008) mendefinisikan soft skill sebagai“personal and interpersonal behaviour that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, decision making, initiative).” merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini merupakan modal dasar peserta didik untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing.

Menurut Kamus wikipedia (2009) mendifinisikan soft skill sebagai :
“sociological term relating to person’s emotional quotient, the cluster of personality traits, social graces, communication, language, personal habits, friendliness, and optimism that characterized reletionships with other people.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa soft skill adalah perilaku individu yang tidak terlihat wujudnya dan bersifat personal maupun interpersonal yang dapat berkembang dan meningkatkan kualitas diri seseorang.

Soft skill merupakan keterampilan diluar keterampilan teknis dan akademis, dan lebih mengutamakan keterampilan intra dan inter personal. Keterampilan intra personal mencakup kesadaran diri (kepercayaan diri, penilaian diri, sifat dan preferensi, serta kesadaran emosi) dan keterampilan diri (peningkatan diri, pengendalian diri, manajemen sumber daya, pro aktif). Sedangkan keterampilan inter personal mencakup kesadaran sosial (kesadaran politik, memanfaatkan keragaman, berorientasi pelayanan) dan keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh, komunikasi, kooperatif, kerja sama tim, dan sinergi). Soft skillmumpuni mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk mengarungi berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi masyarakat, dan lain-lain. Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan baru, keterampilan teknis (hard skill) lebih mudah diseleksi berdasarkan daftar riwayat hidup, indeks prestasi, pengalaman kerja dan berbagai keterampilan yang dikuasai. Sedangkansoft skill dievaluasi berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil dari psikotest tersebut akan digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat. Dewasa ini, semua perusahaan mensyaratkan adanya kombinasi yang seimbang antara hard skill dan soft skill untuk semua posisi karyawan. 

Pendekatan hard skill dianggap sudah tidak efektif, percuma saja jika hard skill baik tapi soft skill nya buruk. Perusahaan akan lebih memilih calon karyawan yang memiliki kepribadian dan karakter lebih baik walaupun tidak ditunjang hard skill yang mumpuni. Alasannya jelas, karena melatih keterampilan teknis jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter seseorang. Dengan kata lain, hard skill merupakan faktor penting bagi manusia dalam bekerja, tetapi keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skill yang lebih baik.

Perlu untuk diketahui bahwa soft skill bukanlah sesuatu yang stagnan. Keterampilan ini dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan soft skill, yang paling terkenal adalah learning by doing. Mengikuti berbagai pelatihan dan seminar juga dapat meningkatkan soft skill. Namun, diluar itu semua, ada satu cara yang paling ampuh untuk meningkatkan soft skill yaitu dengan lebih sering berinteraksi dan beraktifitas dengan orang lain. Mengingat pentingnya soft skill dalam kehidupan kita, maka marilah kita tingkatkan soft skill demi kehidupan yang lebih baik.

Perlu juga diketahui bahwa PT.Pembangunan Jaya setiap tahun memgumpulkan beberapa karyawan untuk ikut serta dalam pelatihan AMW yg selama ini cukup efektif. Pelatihan ini tidak membahas masalah hardskill tapi membahas masalah softskill,  mungkin ada beberapa orang disini yg pernah ikut pelatihan tersebut.

Jadi saking pentingnya softskill ini bagi perusahaan sehingga menjadikan satu modul yg di trainingkan dalam Group PT.Pembangunan Jaya.
To be continued.....to Softskill yg kedua Bagaimana mengambil keputusan dengan tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar