Jumat, 02 Oktober 2015

PROJECT MANAGER YANG BELAJAR MANAJEMEN PROYEK

Kalau dibilang project manager baru tapi kok sudah pernah memimpin
 beberapa proyek dengan sukses dan menghasilkan contribusi yg 
cukup besar, tapi begitu diminta untuk menjabarkan manajemen proyek
 jawabannya masih ba..bi..bu...

Sampai suatu ketika para direksi berembuk tentang akan masuknya tenaga asing yang akan menjadi Project project manager pada proyek proyek diindonesia, terlintaslah pemikiran untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi pada Project Manager di perusahaan .


PELATIHAN

What is the Project ?. sang instruktur memberikan pertanyaan, yang dijawab dengan keheningan seluruh isi kelas dan saling berpandangan sesama....semenit..dua menit...hening dan ga ada yg bisa...saking gemesnya akhirnya sang instruktur menjabarkan apa maksud dari sebuah Proyek .

Sebuah proyek adalah sebuah kegiatan atau proses yang dibatasi oleh waktu, dan memiliki keunikkan dimana tidak ada sebuah proyek yang sama .

Mendengar ulasan sang instruktur semua para PM manggut manggut karena selama ini mereka hanya tahu kerja yang namanya proyek tanpa tahu apa definisi proyek yang sebenarnya...trus siapa yang salah..? ya tidak ada yang salah....selama para PM tersebut tetap memberikan kontribusi keuntungan kepada perusahaan , tapi bila jawabannya efektifkah sudah selama ini, mungkin itu yang harus dicari jawabnnya....


MELIHAT SUMBER MASALAH DITEMPAT YANG SALAH

Kontribusi dari setiap proyek dengan para Project managernya (dalam tanda kutip) memang berbeda beda walau target yang ditetapkan perusahaan sebesar minimum 10% sering terlampaui, tapi coba direnungkan seandainya PM tersebut menguasai ilmu manajemen yg dari tadi instrukturnya berusaha memancing suasana agar para PM benar benar mengerti  tentang apa yg diuraikan.

Namun sebagai catatan ada memang beberapa proyek yang tersandung dianggap rugi dan menimbulkan efek tidak berlanjutnya Customer menggunakan Jasa perusahaan pada proyek selanjutnya , trus kalau sudah sesperti itu siapa yang disalahkan ?. Sudah pasti Proyek dan orang orangnya...Kenapa terlambat, Kenapa salah hitung, kenapa salah pasang, kenapa orangnya sedikit, kenapa ga ada schedule....dan mungkin sejuta kenapa kenapa lagi yang dilontarkan kepada PM .

Bila PM sudah membuat Planning yang baik dengan acuan BQ kontrak yang dia terima, diutak atik smalaman hinggga jadi S-Curve yang membiru pada awalnya dan setelah itu memerah karena progressnya terlambat, dan para subcon berteriak sampai ke SMS, BBM dan Whatsaap .

Rasanya kalau menjatuhkan Vonis begitu saja kepada PM seperti mencari ikan di lapangan bola. Bila system Material yang mendatangkan adalah PMO, yang memilih SUBCON juga PMO (Project Manager Office) , lalu salahnya PM tanpa O dimana ?.

Coba kita mulai berhitung tentang waktu Lead time sebuah proses dari penerbitan SPPB saja dulu ... terus siapa yang mencatat berapa lama...Lalu adakah yang perhatikan masalah tersebut sebelum pindah kepada root cause yang lain ?



BEBERAPA PENYEBAB KETERLAMBATAN YANG SALING TERKAIT 




bila melihat urutan proses dari pembuatan RAPP berlanjut kepada pemilihan subcon , pembelian material dan ekesekusi dilapangan maka beberapa faktor berikut adalah faktor faktor yang sangat berpengaruh pada percepatan pelaksanaan Project :


  1. Keterlambatan pihak sales mengupdate RAP sehingga kode proyek belum muncul pada system Epicor sementara pihak Enggineering masih menunggu Kode proyek untuk melakukan pembelian material ataupun penetapan harga Awal pemilihan Subcon .
  2. Setelah Update RAP dan Munculnya Kode proyek , keterlambatan bisa dipicu juga oleh lamanya autorisasi yang membutuhkan tanda tangan dari pengguna - Manager - Kadiv sampai Direksi dan masuk ke Cost control . Seringnya beberapa dokumen harus bolak balik dari cost control ke Pengguna dikarenakan beberapa dokumen pendukung yang belum lengkap, birokrasi yang berbelit ini mengurangi schedule pelaksanaan proyek secara tidak langsung namun sangat berpengaruh pada pemborosan tenaga kerja yg standby karena ketiadaan material .
  3. Setelah faktor internal diselesaikan , kendala pada faktor eksternal juga berpengaruh pada pelaksanaan proyek seperti Material Approval, shop drawing approval yang juga bisa berawal pada submit brosur dari PMO ke PM .
  4. Faktor eksternal yang lain adalah menunggu approval pihak MK dan Owner yang mana dalam memutuskan spec dan produk masih perlu beberapa diskusi dan perpanjangan waktu, untuk antisipasi hal ini Monitoring Dokumen Durasi sangat diperlukan .
  5. Apabila pada saat pelaksanaan Kick Off meeting Lahan yang bisa dikerjakan sangat luas dan Lega..(.kalau di MEP proses pengerjaan dimana belum ada dinding sangat disukai pada proses Piping dan Wiring..) Maka dengan adanya keterlambatan akibat proses 1-4 diatas maka pelaksaan menjadi banyak halangan Dinding dan proses pekerjaan menjadi bertambah dengan Proses Boring dinding dan mencari alternatif jalur lain .Waktu proses otomatis bertambah dan kebutuhan tenaga bertambah pula.



BEKERJA DENGAN SMART

Menemukan beberapa kendala seperti itu adalah tantangan untuk menyelesaikan . Menggunakan filosophy SMART untuk pemecahan masalah tersebut sangat tepat . Terus..apa yang dimaksud dengan SMART itu sendiri adalah :
  • S - Spesific Artinya Dalam penanganan kasus tertentu maka dibutuhkan keahlian tertentu pula, bisa jadi orang yang akan melakukan perubahan juga bukanlah orang yang sembarangan atau yang memang bisa memecahkan masalah tersebut .
  • M - Measurable artinya terukur, terukur ini bisa dikatagorikan bahwa penyelesaiannya bisa kita lakukan dengan kemampuan yang optimal .
  • A - Attainable artinya dapat dicapai dan bukan sesuatu yang mustahil
  • R - Realistic artinya bisa terjadi 
  • T - Timely artinya memiliki jangka waktu tertentu dalam proses pencapainnya . dan bukan sesuatu yang tidak terukur .




Beberapa kasus memang bisa diselesaikan dengan beberapa metode dan akan dijabarkan dalam penjelasan berikutnya . Sekarang istirahat dulu ya....

Malam sabtu 18.09.2015 Kebon Sirih deket OCHA dan BELLA





        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar